Senin, 12 Maret 2012

4. Permutasi, Kombinasi, Peluang Kejadian

                                 Notasi Faktorial dan Prinsip Dasar

Notasi Faktorial     n ! = n(n - 1) (n -2) ..................3.2. 1.
Definisi 0! = 1
PRINSIP DASAR (ATURAN PERKALIAN)
Jika suatu kejadian dapat terjadi dalam n1 cara yang berlainan dan kejadian yang lain dapat terjadi dalam n2 cara yang berlainan maka kejadian-kejadian tersebut bersama-lama dapat terjadi n1.n2 cara yang berlainan.
Contoh:
Berapakah banyak bilangan-bilangan bulat positif yang ganjil terdiri atas 3 angka yang dapat disusun dari angka-angka 3, 4, 5, 6 dan 7.
Jawab:
Sediakan 3 kotak, masing-masing untuk ratusan, puluhan dan satuan.
5
ratusan
5
puluhan
3
satuan

  • Tiap angka dapat diambil sebagai ratusan. Cara itu menghasilkan 5 kemungkinan.
  • Karena tidak diharuskan ketiga angka berlainan, maka tiap angka dapat diambil sebagai puluhan. Ada 5 kemungkinan lagi. Satuan hanya dapat dipilih dari 3, 5, 7 sebab harus bilangan ganjil . Ada 3 kemungkinan.
  • Maka banyak bilangan ada 5 . 5 . 3 = 75 bilangan.









                         Permutasi

Misalkan ada 3 unsur a, b, c. Kita dapat mengurutkan sebagai abc,acbbacbcacabcbaTiap urutan disebut permutasi 3 unsur.
Dalam contoh di alas: ada 6 permutasi terdiri 3 unsur diambil ketiga-tiganya. Ditulis 3P3 = 6

Secara Umum

Banyak permutasi k unsur dari n unsur adalah :
nP= n! / (n-k) !
Contoh:
Berapa banyaknya permutasi dari cara duduk yang dapat terjadi jika 8 orang disediakan 4 kursi, sedangkan salah seorang dari padanya selalu duduk dikursi tertentu.
Jawab:
Jika salah seorang selalu duduk dikursi tertentu maka tinggal 7 orang dengan 3 kursi kosong.
Maka banyaknya cara duduk ada :
7P3 = 7!/(7-3)! = 7!/4! = 7.6.5 = 210 cara

Permutasi Siklis

Dari n obyek dapat disusun melingkar dalam (n-1) ! cara dengan urutan berlainan.
Contoh:
Ada berapa cara 7 orang yang duduk mengelilingi meja dapat menempati ketujuh tempat duduk dengan urutan yang berlainan?
    Jawab:
    Banyaknya cara duduk ada (7 - 1) ! = 6 ! ® 6 . 5 . 4. 3 . 2 . 1 = 720 cara.








                              Kombinasi

    Kombinasi k unsur dari n unsur adalah pemilihan k unsur dari n unsur itu tanpa memperhatikun urutannya.
    nCk = n! / k!(n-k)!
    Ada 6 kombinasi 2 unsur dari 4 unsur a, b, c, d yaitu ab, ac, ad, bc, bd, cd.
    Contoh:
    Dalam sebuah kantong terdapat 6 bola merah dan 5 putih.Tentukan banyak cara untuk mengambil 4 bola dari kantong tersebut sehinggaa. Keempat bola tersebut terdiri dari 2 merah dan 2 putih.b. Keempat bola tersebut warnanya lama.
    Jawab:

    1. Untuk mengambil 2 dari 6 bola merah ada 6C2 cara, untuk mengambil 2 dari 5 bola putih ada 5C2 cara.

      Banyak cara untuk mengambil 4 bola terdiri 2 merah 2 putih adalah6C2 . 5C2 ® = 150 cara.
    2. 4 bola warna lama, jadi semua merah atau semua putih. 
      Untuk mengambil 4 dari 6 bola merah ada 
      6C4 cara. Untuk mengambil 4 dari 5 bola putih ada 5C6 cara. Banyak cara mengambi 14 bola yang warnanya lama: 6C4 + 5C=15 + 5 = 20 cara.







                                  Binonium Newton

        Binonium Newton adalah uraian binonium (suku dua) dengan rumus :
        (x+y)n = nC0Xn + nC1Xn-1y + ....... + nCnyn
        Rumus ini dapat dibuktikan dengan induksi lengkap.
        nCo = 1
        nC1 = n!/1!(n-1)! = n
        nC2 = n! / 2!(n-2)! = n(n-1)/1.2
        nCn-1 = nC1 = n/1 = n
        nCn = 1

        Catatan:


        • banyaknya suku ruas kanan adalah n + 1
        • rumus tersebut dapat juga ditulis sebgai berikut :
                            n                             n
          (x+y)n = å nCk xn-k yk = å (n! / k! (n-k)!) xn-k yk
                           k=0                         k=0 

        • Jika n kecil, koefisien binonium dapat dicari dengan segitiga pascal






                            Peluang Kejadian 

        DEFINISI
        Peluang suatu kejadian A sama dengan jumlah terjadinya kejadian A dibagi dengan seluruh yang mungkin.
        P(A) = k / n
        Dimana
        k : jumlah terjadinya kejadian A
        n : jumlah seluruh yang mungkin

        Jika kita melakukan percobaan, maka himpunan semua hasil disebutRuang Sampel
        Contoh:
        1. Percobaan melempar uang logam 3 kali.    A adalah kejadian muncul tepat dua muka berturut-turut.    Maka :
            S = {mmm,mmb,mbm,mbb, bmm, bmb, bbm, bbb}
            A = {mmb, bmm}
            n(S) = 23 = 8
            n(A) = 2
            P(A) = 2/8 = 1/4

        2. Percobaan melempar dadu satu kali.    A adalah kejadian muncul sisi dengan mata dadu genap.    Maka :
            S = {1,2,3,4,5,6}
            A = {2,4,6}
            n(S) = 6
            n(A) = 3
            P(A) = 3/6 = 1/2

        Jika peluang terjadinya A adalah P(A) dan peluang tidak terjadinya A adalah P(A) maka berlaku 
                    _
        P(A) + P(A) = 1

        Contoh:
        Dari setumpuk kartu Bridge yang terdiri dari 52 kartu diambil 1 kartu. Berapakah peluang kartu yang terambil bukan kartu King?
        Jawab:
        P (King) = 4/52 = 1/13
        P bukan King = 1 - 1/13 = 12/13









                             Peluang Kejadian Bebas dan Tak Bebas

        DEFINISI
        Dua kejadian A dan B dikatakan bebas jika dan hanya jika
        P(AÇB) = P(A). P(B)
        Contoh:
        Dalam tas I terdapat 4 bola putih dan 2 bola hitam. Dalam tas II terdapat 3 bola putih dan 5 bola hitam.Sebuah bola diambil dari masing-masing tas.a) Keduanya berwarna putihb) Keduanya berwama hitam
        Jawab:
        Misal
        A = bola putih dari tas I
        B = bola putih dari tas II
        P(A) = 4/6
        P(B) = 3/8
           _                  _
        P(A) = 2/6      P(B) = 5/8

        a. P(A
        ÇB) = P (A) . P (B) = 4/6 . 3/8 = 1/4
                _        _         _      _
        b. P((A) 
        Ç P(B)) = P(A). P(B) = 2/6 . 5/8 = 5/24

        DEFINISI
        Jika A dan B dua kejadian yang saling asing maka berlaku :
        P (AUB) = P(A) + P(B)
        Contoh:
        Pada pelemparan sebuah dada merah (m) dan sebuah dadu putih (p).
        Maka: S={(1,1), (1,2), .....,(1,6), (2,1),(2,2),.....(6,6)}
                 
        n(S) - (6)2 = 36
        A : Kejadian muncul m + p = 6 ® {(1,5) (2,4) (3,3) (4,2) (5,1)}     n(A) = 5
        B : Kejadian muncul m + p = 10 ® {(4,6), (5,5), (6,4)}     n(B) = 3
        P(A) = 5/36        P(B) = 3/36
        AUB :Kejadian muncul m + p = 6 atau m + p = 10 ®
               { (1,5) (2,4) (3,3) (4,2) (4,6) (5,1) (5,5) (6,4) }
               n(AUB) = 8

        P(AUB) = 8/36 = P(A) + P(B)
        A dan B kejadian yang saling asing.

        DEFINISI

        Jika A dan B dua kejadian yang tidak saling asing maka berlaku
        P(AUB) = P(A) + P(B) - P(AÇB)
        Contoh:
        Dalam pelemparan sebuah dada S : { 1, 2, 3, 4, 5, 6}
        A : Kejadian muncul sisi dengan banyaknya mata dadu bilangan ganjil =      { 1, 3, 5 } ® n(A) = 3/6B : Kejadian muncul sisi dengan banyaknya mata dadu bilangan prima =      {2, 3, 5} ® n(B) = 3/6
        P(AUB) = 4/6 = P(A) + P(B)
        A dan B kejadian yang tidak saling asing.

        Tidak ada komentar:

        Posting Komentar